Sabtu, 04 Januari 2014



TEKNIK PENGKODEAN DATA
A.    Jenis Kode Data
1.      ASCII (American Standard Code for Information Interchange)
a.       Merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol yang lebih bersifat universal.
b.      ASCII memiliki komposisi bilangan biner sebanyak 8 bit. Dimulai dari 0000 0000 hingga 1111 1111.
c.       Kode ini menggunakan tujuh bit untuk operasinya, sedangkan bit kedelapan dapat ditambahkan untuk posisi pengecekan bit secara even atau odd parity.

2.      Sandi Baudot Code (CCITT alphabet No.2 / Telex Code)
a.       Terdiri dari 5 bit
b.      Terdapat 32 macam simbol
c.       Digunakan 2 sandi khusus sehingga semua abjad dan angka dapat diberi sandi yaitu :
o   LETTERS (11111)
o   FIGURES (11011)
d.      Tiap karakter terdiri dari 1 bit awal, 5 bit data, dan 1 bit akhir.

3.      Sandi 4 atau 8
a.       Sandi dari IBM dengan kombinasi yang diperbolehkan adalah 4 buah “1” dan 4 buah “0”.
b.      Hanya 70 karakter yang dapat diberi sandi .

4.      BCD (Binary Coded Decimal)
a.       Merupakan kode biner yang digunakan hanya untuk mewakili nilai digit desimal saja -> 0 - 9.
b.      BCD menggunakan kombinasi dari 4 bit sehingga menimbulkan 16 kemungkinan kombinasi yang bisa diperoleh.
c.       Ada 5 jenis kode BCD :
o   Kode 8421
o   Kode 5421
o   Kode 2421
o   Kode Excess-3
o   Kode 2 of 5
5.      Gray Code
a.       Digunakan dalam peng-kodean posisi sudut dari peralatan yang bergerak secara berputar .
b.      terdiri dari 4 bit biner, dengan 16 kombinasi untuk total putaran 360°.
c.       Masing-masing kode digunakan untuk perbedaan sudut 22,5° (= 360°/16) 
6.      Hamming Code
a.       Dikenalkan oleh Richard Hamming (1950) sebagai Kode tunggal pengoreksi kesalahan (single error-correcting code).
b.      Dikenal pula sebagai parity code .
c.       Bit penge-cek tambahan diberikan pada bit-bit informasi sebelum ditransmisikan, sedangkan pada sisi penerima dilakukan penge-cekan dengan algoritma yang sama dengan pembangkitan bit penge-cek tambahan .
7.      EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) 
a.       Terdiri dari kombinasi 8 bit yang mewakili karakter sebanyak 256 kombinasi karakter.
b.      Kode ini merupakan pengembangan dari kode 6-bit yang dipakai untuk kartu berlubang (punched card) pada komputer IBM antara akhir tahun 1950an dan awal tahun 1960an. 

B.     Teknik Pengkodean
Ada empat kombinasi hubungan data dan sinyal, yaitu:
1.      Data digital, sinyal digital
a.       Data digital -> data yang memiliki deretan data yang memiliki ciri-ciri tersendiri.
b.      Sinyal digital merupakan deretan pulsa voltase terputus-putus yang berlainan dan masing-masing memiliki ciri tersendiri.
2.      Data digital, sinyal analog
a.       Amplitude-shift keying (ASK)
Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu
b.      Frequency-shift keying (FSK)
sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu, sinyal digital 0 dinyatakan sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu yang berbeda.
c.       Phase-shift keying (PSK)
sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu dengan beda fasa tertentu pula, dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai tegangan tertentu dengan beda fasa yang berbeda.

3.      Data analog, sinyal digital 
a.       transformasi data analog ke sinyal digital dikenal sebagai proses digitalisasi
b.      tiga hal yang paling umum terjadi setelah proses digitalisasi.

Data digital dapat ditransmisi menggunakan NRZ-L
a.       data digital dapat di-encode sebagai sinyal digital memakai kode selain NRZ-L dengan demikian, diperlukan step tambahan
b.       Data digital dapat diubah menjadi sinyal analog, menggunakan salah satu teknik Modulasi.
Dua teknik yang digunakan
a. Pulse Code Modulation (Modulasi Kode Pulsa)
b. Delta Code Modulation. (Modulasi Kode Delta)
4.      Data analog, sinyal analog
a.       Modulasi didefinisikan sebagai proses menggabungkan suatu sinyal input dengan sinyal pembawa frekuensi agar menghasilkan sebuah sinyal yang baru.
b.      Dua alasan dasar dari proses modulasi :
o   Diperlukan frekuensi yang tinggi untuk transmisi yang efektif; untuk transmisi unguided (tidak dituntun), hal tersebut tidak mungkin untuk men-transmisi sinyal-sinyal baseband
o   Antena-antena yang diperlukan akan menjadi beberapa kilometer diameternya. modulasi mendukung frequency-division multiplexing.

0 komentar :

Posting Komentar